Tahap dan Proses Dalam Penerjemahan: Secara umum, proses penerjemahan terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1) analisis teks bahasa sumber, 2) pengalihan pesan, dan 3) restrukturisasi. Berikut penjelasan ada pada tulisan dibawah.
1. Tahap analisis teks bahasa sumber
Seorang penerjemah sebelum menerjemahkan sebuah buku atau
teks, hendaknya ia melakukan peninjauan atau reviewing terhadap teks
yang akan ditanganinya. Peninjauan tidak lain merupakan proses pengenalan awal
seorang penerjemah terhadap teks bahasa sumber dengan cara memeriksa seluruh
bagian teks secara fisik dari awal hingga akhir. Fokus utama peninjauan ini
adalah bentuk teks. Jika bahan terjemahan berupa buku maka anatomi buku yang
menjadi tujuannya. Bentuk teks tergantung pada jenis masing-masing teks, teks
ilmiah berbeda dengan teks non ilmiah, teks pengantar (textbook) berbeda
dengan teks cerita anak-anak, dan sebagainya.
Setelah menyelesaikan peninjauan, seorang jasa penerjemah tersumpah harus
membaca teks yang akan diterjemahkan sekurang-kurangnya sekali secara
menyeluruh. Ini harus dilakukan sebelum menerjemahkan sepatah kata pun. Bila
dirasa kurang, ada baiknya dibaca berulangulang sampai teks dikuasai betul atau
dengan kata lain teks menjadi miliknya. Dalam membaca teks, tugas utama seorang
penerjemah adalah mencari gagasan utama dan secara otomatis juga melakukan
analisis teksnya karena mau tidak mau dia akan berhadapan dengan unsur
linguistik dan nonlinguistik yang terkandung dalam teks bahasa sumber.
Unsur linguistik merujuk pada unsur kebahasaan yang meliputi
kata, frasa, klausa, dan kalimat. Analisis tarantataran kalimat itu perlu dilakukan karena pada dasarnya
setiap teks terbentuk dari tataran-tataran tersebut. Unsur nonlinguistik
diantaranya adalah unsur budaya yang dimiliki oleh penulis teks bahasa sumber
yang sangat mempengaruhi karyanya dan unsur budaya ini membutuhkan kejelian
tersendiri bagi seorang penerjemah dalam melakukan tugasnya karena
masing-masing bahasa mempunyai sistem dan budaya yang berbeda-beda.
2. Tahap pengalihan pesan
Setelah memahami makna dan struktur bahasa pada teks bahasa
sumber, penerjemah kemudian dihadapkan pada tahap berikutnya yaitu tahap
pengalihan pesan. tahap ini, penerjemah dituntut untuk dapat mengalihkan isi,
makna dan pesan yang terkandung dalam teks bahasa Pada sumber ke dalam bahasa
sasaran. Tahap pengalihan pesan merupakan tahap yang paling sulit bagi seorang jasa penerjemah maupun jasa interpreter karena
dia harus mampu menemukan padanan makna
pada bahasa sumber dalam bahasa sasaran. Proses pengalihan isi, makna, dan
pesan itu merupakan proses batin karena proses tersebut berlangsung dalam
pikiran penerjemah yang tidak tampak oleh mata manusia.
Pencarian padanan makna merupakan inti penerjemahan dan
masalah padanan selalu terkait dengan dua masalah pokok, yaitu masalah
kebahasaan dan kultural (Nababan, 2004:). Oleh karena itu, kompetensi
pengalihan sangat berperan bagi seorang penerjemah dalam melakukan kegiatannya
yang memerlukan strategi-strategi tertentu. Setelah menemukan padanan makna
yang tepat dan untuk mendapatkan terjemahan yang lebih baik yang sesuai dengan
tujuan penerjemahan, maka penerjemah perlu menyusun kembali atau menyelaraskan
terjemahannya ke dalam bahasa sasaran.
3. Tahap restrukturisasi/penyelarasan
Restrukturisasi adalah proses terakhir dalam menerjemahkan yakni dengan cara
menyusun kembali atau menyelaraskan teks yang telah diterjemahkan (draft awal)
ke dalam bahasa sasaran. Tujuan dari proses ini tidak lain un tuk menghasilkan
teks terjemahan dengan tingkat kesela rasan yang berterima dalam bahasa
sasaran. Tahap ini men cakup kesatuan gagasan, keutuhan gaya bahasa,
keberterimaan terjemahan, pengecekan ejaan atau tulisan dan ketuntasan
penerjemahan yang mengacu pada kriteria terjemahan yang baik yakni ketepatan,
kejelasan dan ke wajaran. Tahapan dilakukan agar teks terjemahan tampak seperti
teks aslinya.
Baca juga : Jasa Penerjemah Tersumpah di Jakarta Selatan